KELAS 6 TEMA 2 SUBTEMA 3 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (Rabu, 8 September 2020)

 Kalimat Efektif

😍Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, baik ejaan, tanda bacanya harus benar agar dipahami oleh pembaca. Contoh kalimat efektif adalah sebagai berikut :
  1. Di Surabaya ada mobil banyak sekali.

         Jika diubah menjadi kalimat efektif = Di Surabaya ada mobil banyak. Kita menghilangkan kata sekali sebab akan boros kata.

      2. Para siswa-siswa mengikuti upacara bendera hari Senin.

         Jika diubah menjadi kalimat efektif = Para siswa mengikuti upacara bendera hari Senin. atau Siswa-siswa mengikuti upacara bendera. Kata para dan siswa bisa dihilangkan salah satu, agar tidak boros kata.

     3. Penelitian ini akan memberikan banyak sekali manfaat untuk warga.

         Jika diubah menjadi kelimat efektif = Penelitian ini akan memberikan banyak manfaat untuk warga. Kata sekali dihilangkan agar menjadi kalimat yang tidak boros kata. 

 

😍Kalimat Berpola SPOK

  • Kalimat berpola SPOK masuk dalam kategori kalimat efektif. Kalimat berpola SPOK adalah kalimat yang mengandung unsur subjek, predikat, objek, keterangan.
  • S = Subjek   (merupakan pelaku yang melakukan kegiatan)
  • P = Predikat (kata kerja yang dipakai)
  • O = Objek     (yang dikenai oleh pelaku)
  • K = Keterangan (menjelaskan tentang waktu)

Contoh kalimat :

  1. Amin bermain layang-layang.

           S         P                  O

     S = Amin

     P  = Predikat

    O  = Objek

 

  2. Dani mencangkul tanah di belakang rumah.

      S             P             O                 K

S = Dani

P = mencangkul

O = tanah

K = di belakang rumah (menunjukkan keterangan tempat)

 💟 TUGAS 

LATIHAN SOAL BAHASA INDONESIA

Salinlah di kertas folio, kemudian silahkan dikerjakan! Tentukan kalimat berpola SPOK nya!

1. Randi menangis di halaman.

2. Ani membawa onde-onde dari Surabaya.

3. Rangga membeli jagung di pengepul.

4. Rani memasak capcay di dapur.

5. Roni bermain bola di halaman.

 

Bacalah teks di bawah ini dengan seksama, identifikasi menggunakan unsur 5W+1H (siapa. apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana).

          Pertempuran di Surabaya dilatarbelakangi oleh kedatangan pasukan sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (NICA) pada 25 Oktober 1945 atau dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan. Pasukan sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung masuk ke Kota Surabaya dan mendirikan pos-pos pertahanan.
        Pasukan sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung masuk ke Kota Surabaya dan mendirikan pos-pos pertahanan.Kedatangan pasukan sekutu awalnya untuk mengamankan tawanan perang, melucuti senjata Jepang, atau menjaga ketertiban di berbagai daerah di Indonesia salah satunya Surabaya. Namun, kenyataannya pasukan sekutu yang kebanyakan pasukan Inggris menyimpang. Pada 27 Oktober 1945, pasukan sekutu menyerbu penjara membebaskan tawanan perwira sekutu yang ditahan Indonesia. Pasukan sekutu juga menduduki tempat-tempat vital. Seperti lapangan terbang, kantor radio, radio Surabaya, gedung internatio, dan pusat kereta api.

      Pasukan sekutu menyebarkan famplet yang isinya agar masyarakat menyerahkan senjata yang dimilikinya. Namun masyarakat Surabaya menolak, apalagi harus mengangkat tangan.

       Kondisi itu membuat masyarakat Surabaya marah dan semakin anti sekutu. Pada 28 Oktober 1945, pejuang Indonesia menyerang pos pertahanan. Aspirasi perlawanan terhadap sekutu dikumandangkan oleh Bung Tomo menggunakan radio. Dia, dengan berapi-api memberikan semangat kepada masyarakat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada 28 Oktober 1945, para pemuda Surabaya bersemangat untuk mengusir sekutu dan mempertahankan kedaulatan. Dengan penuh semangat, akhirnya masyarakat Surabaya mampu merebut tempat-tempat vital. Sempat ada perundingan antara Pemerintah Indonesia yang diwakili Preside Soekarno, Moh Hatta dan Amir Syarifuddin dan sekutu, tapi pertempuran tetap terjadi.

        Pada 31 Oktober 1945, Brigader Mallaby tewas dan menyulut kemarahan pihak sekutu. Pihak sekutu memperingatkan masyarakat Surabaya untuk menyerah, jika tidak akan dihancurkan. Namun masyarakat Surabaya tidak mau memenuhi tuntutan pihak sekutu. Baca juga: Tentara Tionghoa Indonesia Saat Agresi Surabaya 10 November 1945 Puncak perang Surabaya Puncak pertempuran Surabaya terjadi pada 10 November 1945. Pasukan sekutu melakukan penyerangan di Kota Surabaya dan pejuang Indonesia tidak gentar malah bersemangat berjuang.

           Dalam menghadapi sekutu, senjatan yang dipakai pejuang tidak hanya senjata tapi juga bambu runcing. Tak sedikit pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran tersebut mencapai 20.000 orang, sementara dari pihak sekutu mencapai 1.500 orang. Pertempuran terakhir terjadi pada 28 November 1945. Semangat para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan membuat Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.   

          Ini ditetapkan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.  Pertempuran di Surabaya tersebut berlangsung selama tiga minggu. Kerugian jiwa di pihak Indonesia cukup banyak dan mencapai ribuan. Penduduk banyak mengungsi meninggalkan Kota Surabaya. Selain itu banyak bangunan-bangunan rusak dan hancur.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELAS 4 TEMA 2 SUBTEMA 3 PEMBELAJARAN 2

Tematik Kelas 4, Tema 1 Subtema 2 (SBDP, 29 Juli 2020)

KELAS 4 TEMA 2 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 1